Minggu, 14 Desember 2008

OPINI

Demokrasi Sakit Hati
(Budi Hartanto - Iklan 06)

Seolah menjadi hal yang lumrah ketika sebuah proses suksesi kepemimpinan entah itu pada level kampus, organisasi, hingga yang paling tinggi yakni lingkup kehidupan bernegara melahirkan barisan-barisan sakit hati, yakni golongan orang-orang yang tidak puas terhadap kepemimpinan yang baru. Alasannya pun bermacam-macam mulai dari menyoroti prosesnya yang diangap kotor hingga alasan personil di dalamnya yang tidak kapabel, sehingga roda kepemimpinan yang baru saja terpilih kurang efektif menjalankan tugasnya. Padahal jika saja mau merendah hati dan melepaskan 'arogansi seragam' yang dikenakan, kita akan bisa melihat ada persoalan yang dihadapi sebenarnya jauh lebih besar dan urgen ketimbang berkutat pada urusan 'seragam' saja.

Demokrasi sakit hati itulah yang terjadi, busuknya proses suksesi politiuk atau berbagai macam alasannya membuat kita merasa lebih nyaman hidup terkotak-kotak dengan seragam masing-masing hingga akhirnya kotak-kotak kecil tersebut tidak bisa menghadapi persoalan yang bersifat lebih global. Jika sudah begitu rasanya sia-sia saja slogan

"Berapa Jumlah kita rekan-rekan?"

"SATU!!!"

yang telah kita terima saat pertama kali menjejakkan kaki di almamater ini.
Saya jadi teringat salah satu adegan film Soe Hok Gie yang diperankan Nicholas Saputra, pada suatu adegan para mahasiswa Sastra UI sedang bersidang dan terjadi deadlock, karena masing-masing kelompok eksternal mahasiswa bersikukuh mengirimkan 'utusannya' pada senat Sastra, hingga akhirnya Gie angkat bicara yang kurang lebih isinya sebagai berikut

"Siapa pun yang masuk pada kepengurusan senat ini, bukanlah utusan-utusan dari organisasi-organisasi tersebut, melainkanmereka adalah orang-orang yang terpilih karena dianggap mampu menjalankan tugasnya itu.." Gie melihat persoalan dengan kacamata yang lebih luas, bukan sekedar dari sudut pandang sempit seragam semata.

Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah sakit hati karena melihat orang-orang yang berada pada pos-pos kerja kepemimpinan dianggap tidak memiliki kapabilitas, lalu apa yang kita lakukan? Mencela dan mencaci maki meteka melalui gosip-gosip politik? Menggoyang atau bahkan menyabotase roda kepemimpinan yang sedang berjalan? Atau malah dengan cara yang cenderung lebih elegan dengan membuat 'kepemimpinan tandingan' melalui pembentukan kelompok-kelompok? Cara terakhir ini memang terdengar lebih etis dan menumbuhkan daya kompetisi sehingga diharapkan menghasilkan suatu aksi yang positif, namun dalam perkembangannya, ada kalanya kehadiran kelompok-kelompok tersebut membuat kita yang masih muda dan sangat sedikit ini terpecah-pecah ke dalam golongan-golongan yang menjurus pada arogansi dan primordialisme kelompok yang sempit.

Mengapa tidak sedikit pun terbersit di benak untuk bisa mensupport sebuah kepemimpinan dengan cara-cara yang elegan namun tidak perlu terkotak-kotak? Mengapa ide-ide yang kita miliki tidak disalurkan secara legal melalui lembaga-lembaga formal yang sah ketimbang berjalan sendiri-sendiri? Mengapa kita lebih senang 'berkata-kata di belakang' ketimbang berbuat demi sebuah kepentingan yang lebih luas? Mengapa kita lebih merasa nyaman dengan arogansi seragam yang menciptakan dan memecah belah?

Melalui tulisan ini saya berharap agar kita sebagai mahasiswa komunikasi UNAS mau peka dan bergerak bersama dalam menghadapi perpecahan yang secara terselubung telah terjadi pada jurusan kita, tanpa harus masih merasa sakit hati ataupun memandang seragam. Semoga dengan berlapang dada dan mau turut serta dalam tujuan bersama yakni memajukan jurusan. Sebuah visi yang jauh lebih besar yang harus kita wujudkan...
Sekali lagi saya mencoba mengulangi kata-kata kakak-kakak kita saat kita pertama kali menjejakkan kaki di sini

"Berapa jumlah kita rekan-rekan?"

Tidak perlu diucapkan, cukup dijawab di dalam hati...

Wallahu alam bishawab

Jumat, 12 Desember 2008

REFERENSI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI
Sosiologi komunikasi adalah ilmu yang memberi pemahaman tentang kajian sosiologis dari kegiatan komunikasi, khususnya komunikasi massa. Kajian dari sosiologi komunikasi meliputi hubungan media massa dengan institusi sosial lain yang ada dalam masyarakat, hubungan di dalam institusi media termasuk proses produksi isi media dan hubungan media massa dengan khalayak.

Komunikasi: Process by which an individual transmit stimuli (usually verbal symbols) to modify the behavior of another individuals communicant (Carl Hoveland dlm bukunya Social Communication).

Untuk memahami dan menjelaskan hubungan antara fenomena komunikasi dan masyarakat dalam perspektif sosiologi paling tidak ada 3 teori besar yang harus diperhatikan:
1. Teori fungsionalisme dalam paradigma fakta sosial
2. Teori interaksionisme simbolik dalam paradigma definisi sosial (tindakan sosial dan fenomenologi)
3. Teori pertukaran sosial dari paradigma perilaku sosial

I. Emile Durkheim menjelaskan arti sosiologi dengan adanya fakta sosial, yaitu cara bertindak, berpikir dan berperasaan di luar individu dan mempunyai kekuatan memaksa yang mengendalikannya (The rules of sociological method).

Dalam kaitan tersebut George Ritzer dalam bukunya Sociology, a Multiple Paradigm Science melihat ada dua tipe dasar dari fakta sosial, yaitu:
(1) Struktur Sosial (susunan atau konfigurasi dari beberapa orang dengan katagori yang berbeda tetapi terikat pada suatu tata hubungan kerjasama); dan
(2) Pranata Sosial (norma-norma sosial serta pola-pola nilai sosial dalam masyarakat)
Fakta sosial yang dimaksud dalam hal ini dapat berwujud kelompok, misal kelompok olah raga, kelompok politik, kelompok hukum, dsbnya. Dapat pula berupa kesatuan, misal kesatuan masyarakat tertentu, bisa berupa sistem sosial (sistem daripada tindakan-tindakan yang terbentuk atas dasar interaksi sosial dari para anggotanya), posisi sosial, nilai-nilai, adat istiadat, dsbnya.

Sifat dari fakta sosial menurut Durkheim, paling tidak mengandung: General, Eksternal dan Memaksa
1. General: keberlakuannya tidak hanya untuk perseorangan melainkan umum bagi semuanya
2. Eksternal: keberadaannya di luar eksistensi individu. Artinya tidak tergantung dan tidak melekat pada diri seseorang
3. Memaksa: memaksa setiap orang untuk member arti sebagaimana arti yang telah disepakati oleh penggunanya.

II. Pelopornya Max Weber. Dalam bukunya The Structure of Sosial Action. Ia memfokuskan pada realitas sosial yang dikaitkan dengan tindakan (sosial). Artinya bahwa tindakan hanya dapat disebut sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain dan berorientasi pada perilaku orang lain dan mempunyai makna subyektif baginya.

Ada 3 premis dasar dalam kaitan teori ini menurut Herbert Blumer dalam bukunya Symbolic Interactionism: Perspective and Method, yaitu:
1. Manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar MAKNA yang dimiliki oleh benda, kejadian, atau fenomena itu bagi mereka.
2. Makna suatu benda atau fenomena bukan terletak pada benda, fenomena atau kejadian tetapi tergantung pada seseorang atau masyarakat memberikannya. Karena makna-makna ini merupakan hasil interaksi sosial antar seseorang dengan orang lain dalam masyarakat.
3. Makna-makna itu dikelola serta dimodifikasi melalui suatu proses, penafsiran yang digunakan oleh setiap individu dalam keterlibatannya dengan tanda-tanda yang dihadapi sewaktu interaksi berlangsung.

Kesimpulannya menurut G. Ritzer:
1. Tanggapan seseorang dalam proses interaksi bukan merupakan tanggapan yang langsung terhadap stimulus yang datang dari lingkungan atau luar lingkungannya, melainkan hasil dari PROSES INTERPRETASI terhadap stimulus
2. Stimulus bukan merupakan determinan faktor terjadinya tindakan manusia. Antara stimulus dan respon terdapat variabel yang menjembatani, yaitu proses mental atau proses berpikir.

III. Teori Pertukaran Sosial

Terdapat 5 bentuk dasar dan perilaku sosial yang dirumuskan dalam bentuk proposisi:
1. Proposisi Sukses Semakin sering suatu tindakan yang dilakukan oleh sesorang mendatangkan manfaat, maka semakin besar kemungkinan tindakan serupa akan dilakukan lagi oleh orang itu.
2. Proposisi Stimulus Jika suatu stimulus (kejadian) dapat mendatangkan ganjaran atau tanggapan positif dari pihak lain, maka semakin besar kemungkinan seseorang akan melakukan tindakan serupa ketika menghadapi suatu stimulus yang sama.
3. Proposisi Nilai Proposisi Rasional. Semakin bernilai bagi diri seseorang atas tindakan yang pernah dia lakukan, maka akan semakin besar kemungkinan akan diulanginya kembali tindakan serupa agar mendatangkan nilai yg berarti pula baginya. Intinya: mana pilihan atau alternatif yang lebih menguntungkan dirinya secara ganda, baik dari segi waktu maupun nilai yang diperoleh.
4. Proposisi Deprivasi-Satiasi. Semakin sering seseorang menerima ganjaran yg istimewa bagi tindakan yang dilakukakannya, maka semakin kurang bermakna ganjaran yang diterima berikutnya. Intinya adanya kejenuhan atau kurang merasa nikmat lagi.
5. Proposisi Persetujuan-Perlawanan). Jika tindakan seseorang tidak mendapatkan ganjaran sebagaimana dia harapkan, atau malah mendapatkan hukuman, maka dia akan marah atau melawan.

Komunikasi antar-manusia di dalam masyarakat mempunyai proses yang jelas dan biasa disebut dengan:
1. Proses secara primer: Komunikasi yang dilakukan secara tatap muka, langsung antara seseorang kepada orang lain guna menyampaikan pikiran maupun perasaan, baik melalui bahasa (simbolisasi dari perasaan dan gagasan), gerakan, aba-aba dsbnya.

Oleh Joseph De Vito Bahasa itu dikatakan mempunyai sifat: Produktif dan Kreatif dengan ciri Pelenyapan Cepat dan Kebebasan Makna (tidak memiliki karakteristik fisik dari benda atau hal yang digambarkan)

2. Proses secara sekunder: Penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai media bahasa.

Onong Uchjana Efendi berpendapat bahasa merupakan: lambang beserta isi, yakni pikiran dan atau perasaan yang dibawanya menjadi totalitas pesan.

Proses komunikasi secara sekunder memang diakui lebih efisien oleh karena dapat menjangkau khalayak (komunikan) dengan lebih luas walaupun sifatnya informatif saja.

Unsur-unsur dalam proses komunikasi, menurut O.U. Effendy, sbb:
1. Source: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang
2. Encoding: Pensandian, artinya proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk, lambang
3. Message: Seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator
4. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan
5. Decoding: Proses dalam mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya
6. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response: Tanggapan, (sejumlah) reaksi pada komunikan setelah diterima pesan
8. Feedback: Umpan balik, tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
9. Noise: Gangguan tdk terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya (persoalan empathy dibutuhkan)

Oleh Aristoteles dikatakan bahwa unsur pokok dalam proses komunikasi adalah: komunikator, komunikan, dan pesan.

Sedangkan Harold Laswell, Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa? mengatakan apa? dengan saluran apa? kepada siapa? dengan akibat atau hasil apa? (who? says what? in which channel? to whom? with what effect?). (Lasswell 1960).

1. Who? (siapa/sumber)
Sumber/komunikator adalah pelaku utama/pihak yang mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi atau yang memulai suatu komunikasi, bisa seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu negara sebagai komunikator.

2. Says What? (pesan)
Apa yang akan disampaikan/dikomunikasikan kepada penerima(komunikan), dari sumber(komunikator)atau isi informasi.Merupakan seperangkat symbol verbal/non verbal yang mewakili perasaan,nilai,gagasan/maksud sumber tadi. Ada 3 komponen pesan, yaitu makna,symbol untuk menyampaikan makna,dan bentuk/organisasi pesan.

3. In Which Channel? (saluran/media)
Wahana/alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dll).

4. To Whom? (untuk siapa/penerima)
Orang/kelompok/organisasi/suatu negara yang menerima pesan dari sumber. Disebut tujuan (destination)/pendengar (listener)/khalayak(audience)/komunikan/penafsir/penyandi balik (decoder).

5. With What Effect? (dampak/efek)
Dampak/efek yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari sumber, seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dll.


FUNGSI DAN UNSUR-UNSUR DALAM KOMUNIKASI MASSA

I. Pengertian dan unsur-unsur komunikasi massa
Komunikasi massa merupakan komunikasi yang mencakup pada tingkat masyarakat luas, dilakukan dengan menggunakan media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dalam komunikasi massa terdapat unsur-unsur penting yang saling berkaitan satu sama lain. Unsur-unsur tersebut adalah:
1. Komunikator
Komunikator adalah pihak yang menggunakan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi dapat ditangkap dengan cepat oleh publik. Komunikator dalam komunikasi massa berusaha untuk menyebarkan informasi, pemahaman, wawasan dan solusi-solusi dengan masayarakat luas yang tersebar dimana-mana dan tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. Dengan kata lain komunikator mencoba untuk berkomunikasi yang ditujukan pada masyarakat yang relatif lebih luas, sifatnya heterogen dan anonim, pesan-pesanya disampaikan secara umum, menajangkau khalayak luas secara serempak dan bersifat serentak.
2. Media massa
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungakan antara sumber dan penerima yang sifatnya terbuka, di mana setiap orang dapat melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa dibedakan menjadi dua macam, yaitu media cetak (misalnya surat kabar dan majalah) dan media elektronik (misalnya radio dan televisi).

3. Informasi massa
Informasi massa merupakan pesan atau informasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara masal. Komunikasi massa adalah komunikasi umum dan bukan bersifat pribadi, pesan yang disampaikan bukan ditujukan kepada satu orang saja karena isinya bersifat terbuka bagi seluruh masyarakat. Pesan dalam komunikasi massa berjalan secara cepat dan selintas. Dikatakan cepat karena pesan yang disampaikan kepada khalayak penerima relatif singkat atau bahkan dengan segera. Sedangkan dikatakan selintas karena pesan yang dikomunikasikan biasanya dibuat agar dapat dikonsumsi dengan segera dan bukan untuk diingat-ingat.
4. Gatekeeper
Gatekeeper adalah penyeleksi informasi. Oleh karena komunikasi massa di jalankan dalam suatu organisasi media massa, maka orang-orang yang berada dalam oraganisasi tersebut yang akan meyeleksi setiap informasi yang akan disiarkan maupun yang tidak disiarkan. Mereka juga memiliki kewenangan untuk memperluas dan membatasi informasi yang akan disiarkan.
5. Khalayak
Khalayak adalah massa penerima informasi yang disebarkan oleh media massa. Mereka terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. Komunikasi massa ditujukan pada khalayak luas yang heterogen dan anonim. Bersifat heterogen karena pesan atau informasi yang disampaikan terbuka untuk umum dan tidak diarahkan kepada kelas-kelas tertentu saja yang ada dalam masyarakat. Sedangkan bersifat anonim karena anggota-anggota khalayak secara individual tidak dikenal atau diketahui oleh komunikatornya.
6. Umpan balik
Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya bersifat tertunda, hal tersebut berbeda dengan umpan balik pada komunikasi tatap muka yang bersifat langsung.

II. Fungsi komunikasi massa dalam masyarakat:
Secara umum komunikasi massa berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.
Oleh karenanya ada beberapa fungsi komunikasi massa dalam masyarakat:
a. Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan dengan aktifitas preventif unutk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Misalnya, pemberitaan tentang bahaya HIV-AIDS bagi kehidupan masyarakat yang dilakukan melalui media massa dan ditujukan pada masyarakat luas, maka fungsi preventifnya agar masyarakat tidak terjerumus dan tidak melakukan tindakan yang dapat menimbulkan HIV-AIDS.
Sedangkan fungsi persuasif sebagai upaya untuk memberikan reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukanya. Media massa dapat memberikan reward kepada aktifitas masyarakat yang bermanfaat bagi anggota masyarakat lainya, namun jika aktifitas yang dilakukan tidak bermanfaat dan bahkan merugikan fungsi-fungsi sosial lainya dalam masyarakat maka akan diberikan punishment.
b. Fungsi pembelajaran sosial (social learning)
Fungsi utama dari komunikasi massa melalui media massa adalah melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat di mana komunikasi itu berlangsung.
c. Fungsi penyampaian informasi
Komunikasi massa yang menggunakan media massa, memiliki fungsi sebagai proses penyampaian informasi kepada masyarakan luas. Komunikasi massa memungkinkan informasi dari institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat sehingga fungsi informatif tercapai dalam waktu cepat dan singkat.

d. Fungsi transformasi budaya
Fungsi transformasi budaya menjadi sangat penting dan terkait dengan fungsi-fungsi sosial lainya terutama fungsi social learning. meskipun demikian fungsi transformasi budaya lebih pada tugas sebagai bagian dari budaya global.
Media massa menyebarluaskan hasil-hasil kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio, televisi dan bahkan melalui media cetak. Dengan adanya perkembangan teknologi maka dapat menimbulkan suatu perubahan-perubahan budaya.
e. Hiburan
Media massa mendesain program-programnya dengan salah satu tujuan untuk menghibur masyarakat. Memberi hiburan untuk mendapatkan perhatian dari khalayak sebanyak mungkin, sehingga mereka dapat menjual hal ini kepada para pengiklan dan mereka akan memperoleh keuntungan. Sedangkan di sisi masyarakat hiburan sangat diperlukan untuk mengisi waktu luang dan menjadi sarana untuk rekreasi.
f. Meyakinkan (to persuade)
Persuasi dapat datang dalam bentuk:
· Mengukuhkan atau memperkuat sikap
· Mengubah
· Menggerakkan
· Menciptakan rasa kebersatuan

KOMUNIKASI MASSA SEBAGAI LEMBAGA SOSIAL

Lembaga Sosial: Himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.
Dengan kata lain dapat pula dikatakan: fungsi yang memenuhi ataupun melayani kebutuhan sosial tertentu yang digunakan untuk menciptakan ketertiban
Dalam kaitan pengertian lembaga sosial tersebut, maka dapat dikatakan Komunikasi massa sebagai suatu lembaga sosial oleh karena untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, utamanya dalam bidang komunikasi.
Lebih lanjut, Komunikasi massa identik dengan media massa yang dalam hal ini disebut PERS.

Signifikansi pers dalam kehidupan masyarakat (McQuail):
Dapat menyediakan lowongan kerja, memproduksi barang dan jasa, dan menghidupi industri yang berkaitan
Sebagai institusi untuk dirinya sendiri, pers mengembangkan aturan atau norma-norma yang menghubungkan dengan institusi lain, pada gilirannya institusi media diatur oleh masyarakat
Sebagai sumber kekuatan, alat kontrol, dan penyedia informasi
Menyediakan tempat/lokasi bagi peristiwa kehidupan publik yang dipentaskan, baik nasional maupun internasional
Menjadi lokasi pengembangan budaya
Seringkali dijadikan dominan definisi dan image realitas sosial bagi individu secara kolektif bagi kelompok dan masyarakat
Oleh karenanya, dapat dikatakan bahwa komunikasi massa telah melembaga (institutionalized) di tengah masyarakat. Artinya komunikasi massa telah membentuk struktur, dan seperangkat fungsi yang stabil dan harapan publik yang terkait dengan itu.
Menurut McQuail, sebagai suatu lembaga sosial, media memiliki beberapa karakteristik:
Berkepentingan dengan produksi dan distribusi pengetahuan dalam bentuk informasi, ide-ide, dan budaya
Menyediakan saluran untuk menghubungkan orang-orang tertentu ke orang lain, artinya setiap orang dengan masyarakatnya
Hampir secara inklusif media beroperasi di ruang publik sehingga merupakan suatu institusi terbuka
Partisipasi khalayak bersifat sukarela
Lembaga media berkaitan dengan industri dan pasar melalui ketergantungan-nya pada tenaga kerja, teknologi dan kebutuhan finansial
Namun demikian yang perlu dicermati menurut Charles R Wright, berkaitan dengan komunikasi massa ialah jangan sampai pengertian tersebut menimbulkan bayangan mengenai televisi, radio, surat kabar, buku, dsbnya. Artinya peralatan teknis ini jangan dicampuradukkan dengan “PROSES”.
Sebagai lembaga penyiaran, ia dapat menjadi suatu bentuk komunikasi massa bilamana ia menyiarkan kepada masyarakat luas mengenai konvensi politik, misalnya. Namun tidak dapat dikatakan dalam bentuk komunikasi massa bilamana hanya ditonton oleh personil TV nya saja.
Jadi dalam hal ini komunikasi massa merupakan jenis khusus dari komunikasi sosial, yang utamanya dilihat dari
Sifat Khalayak: Luas, Heterogen, dan Anonim
Sifat Bentuk Komunikasi: Bukan bersifat pribadi, tetapi UMUM. Artinya setiap orang mendapat pesan yang sama isinya dan cepat. Selain itu juga SELINTAS
Sifat Komunikatornya: cenderung sebagai suatu organisasi yang kompleks
Dalam pandangan sosiologik, komunikasi massa adalah suatu kajian secara ilmiah terhadap hubungan timbal balik antara media massa dan masyarakat, artinya Sosiologi komunikasi massa mempelajari bagaimana media massa mengembangkan norma2 sosial dan menimbulkan perubahan sosial. Benarkah media massa dapat meningkatkan angka kejahatan maupun kekerasan yang ada dalam masyarakat? Atau sebaliknya, dapatkah media massa menghantarkan masyarakat dalam mencapai masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur?
Fungsi lain yang telah melekat pada lembaga komunikasi massa akibat perkembangan teknologi dan budaya masyarakatnya, apabila dibandingkan pada fungsi yang semula adalah:
1. Fungsi Bisnis
2. Fungsi Politis
3. Fungsi Sosial
4. Fungsi Organisator
5. Fungsi Ekonomis

Dalam suatu lembaga sosial selalu ada apa yang disebut dengan pengendalian sosial (social control). Hal ini berfungsi tidak hanya untuk mengamati tetapi juga mengendalikan agar warganya berperilaku sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku (atas dasar kesepakatan sebelumnya).

Secara umum adanya pengendalian sosial dalam lembaga sosial berguna sebagai:
1. Mempertebal keyakinan terhadap norma-norma
Memberi penghargaan terhadap yang patuh
Mengembangkan rasa malu bagi pelanggara
Menimbulkan rasa takut
Menciptakan sistem hukum

Dalam kaitannya dengan media massa sebagai bentuk komunikasi massa, biasanya melalui pemberitaan atau bahkan iklan, pers mempunyai daya untuk melaksanakan pengendalian sosial seperti di atas.

Perwujudan kontrol sosial oleh pers dilakukan melalui tiga tindakan (yang biasanya dilakukan oleh pekerja pers), yaitu:
Pemilihan simbol (fungsi bahasa)
Pemilihan fakta yang disajikan (strategy framing)
Kesediaan memberikan tempat (agenda setting)

FEATURE HUMAS

Salah Pengertian Tentang Public Relations

Banyak orang beranggapan bahwa Public Relations merupakan bidang yang baru muncul sejak berakhirnya Perang Dunia II atau baru muncul sejak awal abad 20. Masalahnya Public Relations sudah ada sebelum Negara Amerika ada. Gagasan Public Relations sendiri bisa dikatakan sama tuanya dengan peradaban manusia.

Public Relations bukanlah usaha menciptakan suatu citra baru atau iklim pendapat umum yang menyenangkan atau mencoba memoles citra yang sudah ada. Definisi ini muncul ketika mencampuradukkan antara PR dengan pemasaran dan periklanan atau propaganda. PR merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan menggunakan konsep-konsep komunikasi (Kasali, 2005:1).

Dalam prakteknya memang sering dijumpai salah pengertian tentang PR. Terkadang banyak orang sulit membedakan antara Public Relations dengan periklanan, pemasaran, promosi penjualan, propaganda dan publisitas. Secara umum, PR merupakan hal ihwal yang jauh lebih luas dari semua itu (periklanan, pemasaran, promosi penjualan, propaganda dan publisitas).

Sebagai ilmu pengetahuan, PR masih relatif baru bagi masyarakat bangsa kita. PR sendiri merupakan gabungan berbagai imu dan termasuk dalam jajaran ilmu-ilmu sosial seperti halnya ilmu politik, ekonomi, sejarah, psikologi, sosiologi, komunikasi dan lain-lain.

Dalam kurun waktu 100 tahun terakhir ini PR mengalami perkembangan yang sangat cepat. Namun perkembangan PR dalam setiap negara itu tak sama baik bentuk maupun kualitasnya. Proses perkembangan PR lebih banyak ditentukan oleh situasi masyarakat yang kompleks.

Public Relation meliputi aktivitas seperti hubungan media, marketing publicity dan internal komunikasi, dimana proses image building menjadi feature utama dari praktisi PR (public relations).
Ini kegiatan nyatanya:
- Membuat release, photo, dokumentasi lainnya
- Membuat leaflet, booklet, baliho
- Mengadakan jumpa pers press tour
- Membuat pidato untuk atasan maupun diri sendiri
- Mengikuti rapat pimpinan
- Merencanakan dan melaksanakan penerimaantamu perusahaan (event organizer)
- Diskusi dengan karyawan, Olah raga dan rekreasi karyawan (dalam arti luas)
- Peresmian gedung atau pabrik baru, HUT perusahaan
- Lobby ke pemerintah dan atau membuat peraturan
- Pameran, sponsor, iklan layanan masyarakat- Membuat kliping dan analisa
- Mewakili perusahaan
- Menyelenggarakan penyuluhan
- Mendampingi konsultan PR
- Periklanan (sebagian)
Bahan Bacaan :
Effendy, Onong Uchjana. 1999. Hubungan Masyarakat. Suatu Study Komunikologis. Cetakan ke lima. Bandung :Remaja Rosdakarya.Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta: Grafiti

Selasa, 09 Desember 2008

HIMAKOM NEWS FLASH

(Pameran Foto) 100 X FRANCE,3 Desember 2008,di Galeri Foto Jurnalistik Antara

Dear Sahabat,

Galeri Foto Jurnalistk ANTARA bekerjasama dengan CCF mengundangsahabat pada pembukaan pameran foto 100X FRANCE :

Hari/tgl : Rabu, 3 Desember 2008
Pameran berlangsung 3 - 14 Desember 2008
Pukul : 19.00- selesai
Tempat : Galeri Foto Jurnalistik ANTARAJl. ANTARA no. 59 PS Baru Jakarta 10710Telp/ fax : 3458771
Dibuka : Duta Besar Prancis, Bpk Philippe ZellerAktris, Ibu Christine Hakim

Pameran foto ini menampilkan sejarah fotografi Prancis dari jaman duluhingga masa kini dan sejarah singkat fotografi Indonesia.

Pameran ini didukung oleh: JakartaGlobe, Paperina, R&W( cocktail party )Ditunggu kehadiran sahabat semua....... ...!!!!!

salam fotografiGFJA

ARTIKEL

Leadership Action Triggers

Kualitas pertama dan yang paling penting dari sebuah tindakan adalah pelaksanaannya, baru kemudian ketepatan tindakannya, kemudian kemudahan melakukannya, kemudian ketepatan biayanya, dan kemudian yang terakhir adalah keindahan dari pelaksanaan dari tindakan itu.Tetapi para ahli menunda tindakan itu ada di mana-mana.Dan karena tidak melakukan yang seharusnya mereka lakukan, mereka jadinya -harus melakukan yang seharusnya tidak mereka lakukan.Itu sebabnya banyak orang yang terlambat mencapai yang telah lama dicapai oleh orang lain.Sebetulnya, setiap orang di antara kita adalah pribadi yang super cepat bertindak-bila dia bertemu dengan sesuatu atau keadaan yang mewajibkannya untuk bertindak tanpa sempat memikirkan penundaan.
Peluang
Reaksi cepat seorang pemimpin yang bertindak saat sebuah peluang hadir, bisa saja datang dari penantian yang cukup melelahkan, atau dari kekhawatiran bahwa kesempatan yang sama mungkin tidak akan tersedia lagi, atau bila peluang ini tidak diambilnya, orang lain akan memanfaatkannya.Bila kita tidak terlatih untuk berpikir cepat dalam menimbang resiko dan nilai dari keuntungan dalam bertindak cepat - pada awal terbukanya sebuah peluang; kita akan sering terperangkap dalam keharusan untuk segera meninggalkan sebuah pekerjaan, membayar biaya dari ketergesaan itu, sambil memusatkan perhatian kepada kemungkinan peluang berikutnya.
Masalah
Ada pemimpin usaha yang hanya akan bertindak - bila dia sudah mengetahui adanya sebuah masalah.Pada detik dia mengetahui masalah itu - karena tidak sengaja, atau karena sebuah proses formal; dia segera meledak dengan tindakan-tindakan drastis yang sering juga sangat emosional.Segala sesuatu ingin dilakukannya, semua harus selesai kemarin, dan dia menyalahkan semua orang - kecuali dirinya.Namun, semua orang yang mengenalnya, juga mengenali bahwa semua kegentingan itu akan segera berlalu, karena sang pemimpin akan segera santai kembali - karena sudah membiasa dan mulai lupa dengan pengetahuannya mengenai masalah-masalah bisnisnya.Bila dia ingat - dia panik. Bila dia lupa - dia santai.Sampai suatu saat dia akan sangat ingat - yaitu saat pemilik perusahaan menggantikannya dengan seseorang yang memiliki peledak tindakan yang lebih sensitif.
Ancaman
Peledak yang satu ini adalah peningkatan kelas dari masalah.Masalah-masalah kecil yang tidak terselesaikan, akan tumbuh menjadi kenyataan yang membahayakan dan itu lah yang kita sebut sebagai ancaman.Sehingga, bila kita semua lebih berbakat untuk menunda penyelesaian masalah, sebetulnya kita semua ini sedang membesarkan ancaman-ancaman bagi diri kita dan tugas-tugas kepemimpinan kita.Seorang pemimpin yang berkelas tidak membiarkan dirinya diancam oleh apa pun untuk memutuskan dan melakukan yang benar, apa lagi oleh ancaman yang datang dari kelemahannya dalam bertindak.
Rencana
Anda yang berencana baik dan besar - seharusnya mudah untuk membuat diri Anda mendahulukan yang harus didahulukan, melakukan dengan cara yang seharusnya, dan pada saat Anda harus melakukannya.Bila Anda telah memiliki rencana, tetapi rencana itu tidak membuat Andaterbebaskan dari kecenderungan untuk menunda dan mendahulukan yang menyenangkan saja - itu berarti bahwa Anda harus mengganti rencana Anda, atau mengganti sikap Anda.Bila Anda tidak dapat menggantikan kedua hal itu, akan datang suatu saat di mana Anda lah yang akan digantikan - dengan pribadi yang mudah meledak karena rencana-rencananya. Ingat lah, walau pun organisasi yang Anda pimpin itu berukuran besar dan berjangkauan luas - sifat dari kepemimpinan Anda adalah tetap kepemimpinan pribadi.
Impian
Sebetulnya impian adalah juga sebuah rencana - hanya saja kita tidak mampu menjelaskan mengapa hati ini demikian terpukau-pikat kepada keindahan dari pembayangan keadaan di masa depan itu.Bila impian Anda tidak menggerakkan Anda untuk melakukan pekerjaan Anda dengan sungguh-sungguh - walau pun Anda tidak yakin pasti bahwa yang Anda lakukan akan menuntun Anda kepada impian Anda; makaAnda tidak sedang bermimpi.Ingat lah, bahwa hanya dia yang kesibukannya disemangati oleh impiannyayang bisa hidup dalam kesadaran kehidupan impian.
Tugas
Peledak tindakan kepemimpinan yang tertinggi adalah keikhlasan menerima tugas sebagai pemimpin untuk mendatangkan perbedaan yang berarti bagi organisasi yang kita pimpin, bagi pelanggan yang kita layani, dan bagi semua yang berkepentingan atas kebaikan yang kita hasilkan.Bila Anda melihat ada sesuatu yang seharusnya dilakukan untuk kebaikan organisasi dan bisnis Anda -jangan lah Anda menunggu sampai Anda menjadi pejabat; segera lakukanlah yang harus Anda lakukan.Melakukan yang baik tanpa harus diperintahkan adalah tanda kualitaskepemimpinan yang sebenarnya.